Cara Membuat Cokelat dari Bubuk Kakao

Cara Membuat Cokelat dari Bubuk Kakao

chocolateblog.net – Cara Membuat Cokelat dari Bubuk Kakao, Untuk menikmati Coklat saat ini anda bisa mendapatkannnya dengan mudah di Toko coklat bahkan di Super market. Akan tetapi kadang, cokelat batangan yang dijual di pasaran terasa kurang pas di lidah, terlalu manis, atau terlalu pahit. Dengan membuat cokelat sendiri, Anda bisa mengatur takaran bahan-bahannya sehingga sesuai dengan selera.

Untuk membuat cokelat dari bubuk kakao, Anda bisa mencoba resep di bawah ini.

Baca juga : Mitos Kegunaan Cokelat

Bahan:

  • 2 sendok makan bubuk kakao
  • 1 sampai 1½ sendok makan tepung maizena
  • Gula secukupnya
  • Susu cair secukupnya

Cara Membuat:

  1. Campurkan bubuk kakao, tepung maizena, dan gula pasir, aduk rata.
  2. Tuang susu cair pada campuran bahan tersebut, aduk kembali hingga benar-benar tercampur.
  3. Masak di atas api kecil sambil di terus sampai adonan cokelat mulai mengeras dan menghitam, tapi jangan sampai gosong.
  4. Ambil cetakan cokelat dengan bentuk yang diinginkan, tuang cokelat yang sudah dimasak ke dalam cetakan.
  5. Tunggu sampai dingin, masukkan cokelat ke dalam freezer hingga mengeras.
  6. Cokelat siap dinikmati kapan saja.
  7. Cokelat bisa dipindahkan ke dalam toples atau tetap disimpan di dalam freezer supaya lebih awet.

Tips:

  • Jangan menggunakan terlalu banyak bubuk kakao, karena akan membuat cokelat terlalu pahit.
  • Gunakan tepung maizena sedikit saja, karena jika terlalu banyak, cokelat akan sulit mengeras.
  • Tambahkan topping atau hiasan di atas cokelat sebelum cokelat benar-benar mengeras.
  • Anda juga bisa menambahkan pewarna makanan supaya cokelat lebih menarik.
Asal Usul Cokelat

Asal Usul Cokelat

chocolateblog.net – Asal Usul Cokelat, Selain bunga ataupun perhiasan, cokelat batangan adalah hadiah yang paling banyak dipilih oleh para wanita loh. Dari bentuk, corak , dan rasanya yang beraneka ragam sering digunakan untuk mewakili ungkapan perasaan cinta, perhatian, terima kasih dan simpati.

Agar lebih bisa memaknai cokelat, ayo kita ketahui asal usul coklat.

Sejarah cokelat, yang diolah dari tumbuhan kakao (Theobroma cacao), berawal dari daerah Amazon Utara hingga ke Amerika Tengah. Pada mulanya, hanya selaput putih pada biji kakaolah yang dimanfaatkan sebagai pemanis minuman beralkohol, seperti ditemukan pada situs pengolahan cokelat di Puerto Escondido, Honduras, yang berdiri pada 1.100-1.400 tahun SM.

Baca juga : Resep Brownies Cokelat Kukus

Pengolahan biji kakao menjadi minuman dilakukan pertama kali oleh suku Maya pada tahun 400 SM, yang dibuktikan dari penemuan residu cokelat pada perabot tembikar yang digunakan oleh suku Maya Kuno di Río Azul, Guatemala Utara. Mereka menyebut pohon kakao dengan “kakawa”. Buahnya dimakan dan dijadikan minuman xocolātl, yang artinya “minuman pahit”.

Bagi suku Maya, minuman cokelat merupakan simbol kemakmuran. Biji kakao dipanggang, ditumbuk, kemudian dicampur dengan air dingin. Sebelum diminum, cokelat dikocok hingga berbusa dan ditaburi rempah. Sedangkan bagi suku Aztec, biji kakao merupakan theobroma atau “makanan para dewa”, digunakan dalam upacara keagamaan, sebagai hadiah, dan mata uang.

Seorang penjelajah asal Spanyol, yang mencicipi minuman cokelat yang diberikan oleh suku Aztec di Meksiko, kemudian membawa biji kakao ke Spanyol dan menjadi minuman yang sangat populer di lingkungan istana. Untuk menghilangkan rasa pahitnya, orang Spanyol menambah gula ke dalam minuman cokelat.

Dari Spanyol, kemasyhuran kakao merambah ke seluruh Eropa. Sepanjang abad ke-17, cokelat menjadi minuman populer di kalangan bangsawan Eropa. Pada abad ke-18, Spanyol menguasai perdagangan kakao dengan membuka perkebunan yang disebut sebagai “emas berwarna coklat”.

Kurang lebih 100 tahun sesudah kedatangannya di Eropa, cokelat menjadi makanan yang terkenal di London. Masyarakat Inggris bahkan mendirikan “rumah cokelat” untuk menyimpan persediaan cokelat pada tahun 1657. Bangsa Inggris jugalah yang pertama kali membuat es cokelat.

Orang Eropa meracik meracik cokelat dengan mengikuti kebiasaan suku Maya dan Aztec. Biji kakao difermentasikan, dikeringkan, dipanggang, dan digiling. Namun, pada tahun 1847, orang Eropa menemukan cokelat padat dengan menambahkan gula.

Kakao diproses dengan teknik yang lebih rumit, yaitu terdiri dari:

  • Dutched, yaitu proses mengemulsikan bubuk cokelat supaya lebih mudah tercampur dengan air.
  • Defatted, yaitu mengurangi lemak kakao.
  • Conched, yaitu menggiling cairan kakao dalam gentong khusus.
  • Milk chocolate,yaitu mencampur kakao dengan susu.

Pada pertengahan abad ke-19, bangsa Swiss mulai mengembangkan cokelat batangan, makanan yang unik karena dapat mencair di mulut. Hingga kini, Swiss dikenal sebagai negara penghasil cokelat terbaik di dunia.

Mitos Kegunaan Cokelat

Mitos Kegunaan Cokelat

chocolateblog.net – Mitos Kegunaan Cokelat, Cokelat sering sekali digunakan sebagai hadiah untuk pasangan atau orang yang kita kasihi sebagai hadiah untuk mengungkapkan perhatian dan kasih. Selain rasanya yang enak dan beraneka ragam.

Ternyata cokelat memiliki beragam mitos. Meskipun belum terbukti, tapi cokelat sedari lama sudah dipercayai memiliki kegunaan, di balik ketenaran cokelat batangan, banyak mitos yang beredar yang tidak terbukti kebenarannya.

1. Mengandung Kolesterol Jahat

Lemak pada kakao berasal dari cocoa butter, yang terdiri dari tiga jenis. Salah satunya adalah asam oleat yang baik bagi jantung. Meskipun mengandung asam palmitat yang dapat meningkatkan kolesterol jahat (LDL), asam lemak utama pada cokelat adalah asam stearat yang memiliki efek netral pada kolesterol, LDL, atau HDL. Cokelat juga mengandung flavonoid yang menghasilkan kolesterol baik lebih banyak daripada kolesterol jahat.

Baca juga : Asal Usul Cokelat

2. Penderita Diabetes Dilarang Makan Cokelat

Kesalahan mitos ini adalah, bukan cokelatnya yang berbahaya bagi para penderita diabetes, melainkan kandungan gulanya. Cokelat justru mengandung flavanoid yang baik bagi penderita diabetes tipe 2. Semakin rendah kadar campuran gula dari cokelat, semakin aman dia dikonsumsi penderita diabetes.

3. Mengandung Kafein Tinggi

Cokelat dengan warna lebih gelap memang mengandung kafein, tetapi tidak tinggi. Dalam setiap ons cokelat hitam terdapat 22,4 mg kafein. Bandingkan dengan secangkir kopi yang mengandung kafein sebanyak 142,5 mg. Jauh lebih rendah bukan?

4. Menyebabkan Stress

Mitos ini juga tidak terbukti kebenarannya, bahkan fakta membuktikan sebaliknya. Mengonsumsi cokelat justru terbukti bisa menekan hormon stres dalam tubuh, karena cokelat mengandung polifenol dan triptofan yang dapat meningkatkan suasana hati.

5. Tidak Bergizi

Tidak benar kalau dikatakan cokelat tidak bergizi sama sekali. Cokelat hitam mengandung antioksidan hitam yang setara dengan 2¾ cangkir teh hijau, 1 gelas anggur merah, atau ¾ cangkir blueberry. Cokelat juga kaya akan serat dan mineral penting, seperti zat besi yang mampu memenuhi 19% dari kebutuhan harian, protein, magnesium, fosfor, tembaga, mangan.

6. Membuat Gigi Rusak

Sebetulnya, bukan cokelat yang bisa merusak gigi, tapi (lagi-lagi) kandungan gulanya. Penelitian di Universitas Osaka, Jepang, justru membuktikan, biji kakao malah bisa membasmi bakteri di mulut dan mencegah kerusakan gigi. Cokelat juga mengandung cocoa butter dan fluoride yang mampu melindungi gigi.

7. Menyebabkan Hiperaktif

Penelitian menunjukkan, tidak ada hubungan antara memakan cokelat dengan sifat hiperaktif pada anak, karena hiperaktif lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan.

8. Menyebabkan Jerawat

Dari 21 penelitian tentang jerawat, tidak ada satu pun yang membuktikan bahwa cokelat menyebabkan munculnya jerawat. Journal of American Medical Association juga menyimpulkan, makan cokelat dalam jumlah banyak belum terbukti secara klinis memperparah timbulnya jerawat.

9. Membuat Gemuk

Meski cokelat memang mengandung lemak, tidak semuanya berkadar tinggi. Pilihlah cokelat hitam karena lebih sehat dan kandungan lemaknya lebih sedikit. Cokelat juga mengandung beberapa lemak sehat dalam mentega kakao atau cocoa butter, juga epicatechin yang bisa meningkatkan metabolisme pembakaran kalori.

10. Cokelat yang Baik Mengandung 70% Kakao

Semakin gelap warna cokelat berarti semakin banyak kandungan kakaonya dan semakin tinggi pula kandungan antioksidannya. Namun penelitian menunjukkan, 60% kandungan kakao di dalam cokelat sudah cukup untuk menstabilkan tekanan darah dalam jangka pendek. Jadi tidak perlu sampai 70%.

Jenis Cokelat untuk Membuat Kue

Jenis Cokelat untuk Membuat Kue

chocolateblog.net – Jenis Cokelat untuk Membuat Kue, Hampir semua orang menyukai kue dengan rasa cokelat. Namun, sudah tahukah Anda bahwa cokelat yang biasa digunakan untuk membuat kue ada banyak jenisnya?

  • Cokelat Premium

Cokelat premium mengandung 50%-70% cokelat padat, dengan kandungan gula, minyak nabati, dan kalori yang lebih rendah dibandingkan jenis lainnya.

  • Couverture

Couverture, merupakan jenis cokelat terbaik yang mengandung Agen Joker123 mentega kakao atau cocoa butter. Cokelat ini dijual dalam bentuk bittersweet, semisweet, putih, atau cokelat susu. Couverture sangat baik untuk digunakan sebagai bahan celupan karena sangat cair ketika meleleh, sehingga biasa disebut juga chocolate coating.

Baca juga : Cara Membuat Cokelat dari Bubuk Kakao

  • Cokelat Hitam

Cokelat hitam atau dark chocolate memiliki warna lebih gelap, rasa lebih pekat, dan lebih banyak mengandung bahan kimia yang baik bagi kesehatan. Dark chocolate dibuat dari cokelat cair, bubuk cokelat, serta lemak cokelat, tanpa susu.

  • Semisweet Chocolate

Semisweet Chocolate atau dikenal juga dengan nama dark cooking chocolate merupakan salah satu jenis cokelat hitam dengan tambahan mentega kakao dan gula. Sesuai namanya, semisweet memiliki rasa sedikit manis dan biasanya dipakai sebagai bahan dessert.

  • Sweet Chocolate

Sweet chocolate hampir sama dengan semisweet chocolate, namun lebih banyak mengandung gula dan biasanya digunakan untuk menghias kue.

  • Cokelat Pahit

Cokelat pahit atau baking chocolate merupakan bahan baku untuk membuat cokelat masak, berbentuk batangan dan tidak mengandung gula. Cokelat jenis ini juga sering digunakan dalam membuat kue dan karena tidak mengandung gula, aman bagi penderita diabetes.

  • Cokelat Masak

Cokelat masak chocolate compound terbuat dari cokelat pahit, gula, susu, essence, lesitin, digunakan sebagai bahan pembuat kue.

  • Pasta Cokelat

Pasta cokelat dibuat dari ekstrak coklat yang bentuknya cairan kental. Pasta inilah yang sering digunakan untuk memberikan aroma pada cake, kue, pudding, atau minuman.

  • Cocoa Butter

Cocoa Butter berbentuk pasta kental, dan dibuat dari 50% lemak cokelat yang ditambah gula, perasa, dan pengental. Cocoa butter sering digunakan untuk membuat es krim dan dessert.

  • Meises

Meises atau rice chocolate dibuat dari bubur cokelat padat atau cokelat murni, lemak coklat, susu, gula, essence, lesitin, dan minyak goreng. Meises berbentuk seperti beras, ada yang berwarna cokelat saja, ada juga yange berwarna-warnti, biasa digunakan sebagai taburan roti atau kue.

  • Cokelat Putih

Sebenarnya, cokelat putih atau white chocolate bukan coklat, karena tidak mengandung kakao sedikit pun. White chocolate dibuat dari campuran minyak cokelat, susu, gula, lesitin, dan vanili. Cokelat putih yang tidak mengandung minyak cokelat disebut sebagai coating.

  • Cokelat Susu

Cokelat susu atau milk chocolate dibuat dari, 25% kakao, 12% susu, dan gula. Cokelat susu memiliki rasa yang manis dan lembut, namun kandungan antioksidannya sangat rendah.

Demikianlah seluk beluk cokelat, si manis yang digemari banyak orang. Dengan mengetahui jenis-jenis cokelat dan cara membuat cokelat yang ternyata tak terlalu rumit, kini Anda bisa mulai berkreasi menciptakan cokelat dengan aneka warna, bentuk, dan rasa untuk dinikmati sendiri maupun diberikan kepada orang-orang tercinta.

Resep Brownies Cokelat Kukus

Resep Brownies Cokelat Kukus

chocolateblog.net – Resep Brownies Cokelat Kukus, Siapa yang tidak tau kue cokelat yang satu ini, Brownies. Menurut cerita, brownies di temukan oleh salah seorang koki yang lupa memasukan bahan pengembang kue atau baking powder pada resep adonan kue bolu cokelatnya itu. Sehingga alhasil setelah kue bolu tersebut berhasil di panggang tidak mengembang seperti bolu pada biasanya.

Baca juga : Jenis Cokelat untuk Membuat Kue

Brownies pertama kali muncul di publik pada tahun 1893, di sebuah pameran bertajuk Columbian Exposition yang di gelar di salah satu kota besar di Amerika, Chicago, illinois.

Bahan-bahan

  • 85 gram tepung terigu
  • 150 gram gula pasir
  • 35 gram coklat bubuk
  • 4 butir telur
  • 120 gram margarin
  • 150 gram dcc (dark cooking chocolate)
  • 1 sdt vanili bubuk
  • 1 sdm sp (cake emulsifier)
  • 1 sdt baking powder
  • 60 ml skm coklat
  • loyang yang sudah di lapisi kertas minyak dan dilolesi margarin dan ditaburi tepung

Mulai Membuat

  1. Siapkan air yng sudah mendidih untuk proses Tim pada margarin dan coklat dcc (coklat blok) Cairkan Margarin & Coklat blok (jangan sampai mendidih). Setelah mencair Angkat adonan & Dinginkan sebentar.
  2. Kocok Telur, Gula pasir, Sp, Vanili bubuk, Mixer mulai dengan kecepatan rendah, Tingkatkan kecepatan Mixer sampai adonan Mengembang & berwarna Putih
  3. Masukkan Baking powder kedalam mangkuk, masukkan Tepung terigu, masukkan Coklat bubuk, Aduk hingga merata
  4. Adonan Mixer sudah berwarna putih & Mengembang, turunkan kecepatan Mixer. Masukkan campuran Tepung, Baking powder & Cok bubuk, sdikit demi sdikit smpai smua tercampur. Matikan Mixer. Aduk adonan hingga merata memakai sudip/spatula. Masukkan Coklat yg sudah dicairkan dgn Margarin, Aduk merata.
  5. Ambil beberapa Adonan untuk membuat #Lapisan dalam tengah Brownies. Masukkan 60 ml skm coklat, Aduk hingga merata. Masukkan Separuh adonan kedalam Loyang, ratakan. Kukus selama 10 menit dgn Api sedang. Setelah 10 menit Angkat adonan. Masukkan Adonan yg sudah dicampur dgn skm coklat. Kukus lagi selama 10 menit. Setelah 10 menit, Angkat adoanan. Masukkan sisa Adonan. Ratakan. Kukus selama 30 menit. Setelah 30 menit, Brownies Kukus sudah matang.
  6. Biarkan dingin dulu baru dilepas dari loyang
Proses produksi biji coklat

Proses produksi biji coklat

Chocolateblog.net – Sekitar dua pertiga dari seluruh kakao dunia Proses produksi biji coklat di Afrika Barat, dengan 43% bersumber dari Pantai Gading, di mana, pada 2007, pekerja anak adalah praktik umum untuk mendapatkan produk. Menurut World Cocoa Foundation, pada 2007 sekitar 50 juta orang di seluruh dunia bergantung pada kakao sebagai sumber penghidupan.

Pada 2007 di Inggris, sebagian besar cokelat membeli coklat dari mereka, untuk meleleh, berjamur, dan mengemasnya sesuai desain mereka sendiri. Menurut laporan WCF 2012, Pantai Gading adalah produsen kakao terbesar di dunia.

Baca Juga :

Dua pekerjaan utama yang terkait dengan pembuatan permen cokelat adalah pembuat cokelat dan cokelat. Pembuat cokelat menggunakan biji kakao yang dipanen dan bahan-bahan lain untuk menghasilkan cokelat couverture. Cokelat menggunakan couverture yang sudah jadi untuk membuat permen cokelat.

Biaya produksi dapat dikurangi dengan mengurangi kandungan padatan kakao atau dengan mengganti cocoa butter dengan lemak lain. Petani kakao keberatan membiarkan makanan yang dihasilkan disebut “cokelat”, karena risiko permintaan yang lebih rendah untuk tanaman mereka.

Proses penuaian biji kakao

Proses penuaian biji kakao

Chocolateblog.net – Polong yang dipanen biasanya dibuka dengan parang , untuk mengekspos kacang.  Bubur dan biji kakao dihilangkan dan kulitnya dibuang. Bubur dan biji-bijian kemudian ditumpuk di tumpukan, ditempatkan di tempat sampah, atau diletakkan di atas tungku terbuka selama beberapa hari.

Selama waktu ini, biji dan ampas mengalami “berkeringat”, di mana bubur kental mencair saat difermentasi. Bubur yang difermentasi menetes, meninggalkan biji kakao di belakang untuk dikumpulkan. Proses penuaian biji kakao yang Berkeringat sangat penting  untuk kualitas kacang, yang awalnya memiliki rasa pahit yang kuat.

Jika berkeringat terganggu, kakao yang dihasilkan mungkin hancur; jika tidak dilakukan, biji kakao mempertahankan rasa yang mirip dengan kentang mentah dan rentan terhadap jamur. Beberapa negara penghasil kakao menyaring alkoholik menggunakan pulp cair.

Baca Juga :

Pod biasanya mengandung 30 hingga 40 biji dan sekitar 400 biji kering diperlukan untuk membuat satu pon (454 gram) cokelat. Berat kakao rata-rata 400 gdan masing-masing menghasilkan 35 hingga 40 g biji kering; hasil ini adalah 9-10% dari total berat dalam polong. Satu orang dapat memisahkan kacang dari sekitar 2.000 polong per hari.

Kacang basah kemudian diangkut ke fasilitas sehingga dapat difermentasi dan dikeringkan. Petani mengeluarkan biji dari polong, mengemasnya ke dalam kotak atau menumpuknya di tumpukan, lalu menutupinya dengan tikar atau daun pisang selama tiga hingga tujuh hari.

Akhirnya, biji diinjak-injak dan kadang-kadang, selama proses ini, tanah liat merah dicampur dengan air ditaburkan di atas kacang untuk mendapatkan warna yang lebih halus, semir, dan perlindungan terhadap cetakan selama pengiriman ke pabrik di Amerika Serikat, Belanda, Inggris, dan negara-negara lain. Mengeringkan di bawah sinar matahari lebih baik daripada pengeringan dengan cara buatan, karena tidak ada rasa asing seperti asap atau minyak yang dimasukkan yang dapat mencemari rasa.

Kacang harus kering untuk pengiriman (biasanya melalui laut). Secara tradisional diekspor dalam kantong goni , selama dekade terakhir, kacang-kacangan semakin banyak dikirim dalam paket “mega-bulk” beberapa ribu ton sekaligus di atas kapal, atau dalam jumlah yang lebih kecil sekitar 25 ton dalam kontainer 20 kaki. Pengiriman dalam jumlah besar secara signifikan mengurangi biaya penanganan; pengiriman dalam tas, bagaimanapun, baik di palka kapal atau dalam wadah, masih umum.

Di seluruh Mesoamerika di mana mereka asli, biji kakao digunakan untuk berbagai makanan. Kacang yang dipanen dan difermentasi dapat digiling sesuai pesanan di tiendas de chocolate , atau pabrik cokelat. Di pabrik-pabrik ini, kakao dapat dicampur dengan berbagai bahan seperti kayu manis , cabai , almond , vanila , dan rempah-rempah lainnya untuk membuat minum cokelat. Kakao bubuk juga merupakan bahan penting dalam tejate.

Sejarah tentang biji kakao

Sejarah tentang biji kakao

Chocolateblog.net – Dengan nama latin yang di sebut Biji Theobroma cacao yang telah kering dan difermentasi penuh, dari mana padatan kakao campuran zat tanpa lemak dan cocoa butter lemak dapat diekstraksi. Biji kakao adalah dasar dari cokelat.

Sejarah tentang biji kakao asli dari Cekungan Amazon. Itu dijinakkan oleh Olmecs dan Mocayas Meksiko dan Amerika Tengah. Lebih dari 4.000 tahun yang lalu, itu dikonsumsi oleh budaya pra-Kolombia di sepanjang Yucatán, termasuk Maya, dan sejauh peradaban Olmeca dalam upacara spiritual. Itu juga tumbuh di kaki Andes di Amazon dan cekungan Orinoco di Amerika Selatan, di Kolombia dan Venezuela. Kakao liar masih tumbuh di sana. Jangkauannya mungkin lebih besar di masa lalu; bukti kisaran liar dapat dikaburkan oleh penanaman pohon di daerah ini sejak jauh sebelum Spanyol tiba.

Pada November 2018, bukti menunjukkan bahwa kakao pertama kali didomestikasi di Amerika Selatan khatulistiwa, sebelum didomestikasi di Amerika Tengah sekitar 1.500 tahun kemudian. Artefak yang ditemukan di Santa-Ana-La Florida, di Ekuador, menunjukkan bahwa orang – orang Mayo-Chinchipe menanam kakao selama 5.300 tahun yang lalu. Analisis kimia residu yang diekstraksi dari tembikar yang digali di situs arkeologi di Puerto Escondido, di Honduras, menunjukkan bahwa produk kakao pertama kali dikonsumsi di sana antara 1500 dan 1400 SM.

Bukti juga menunjukkan bahwa, jauh sebelum rasa biji kakao atau kacang menjadi populer, bubur manis dari buah cokelat, yang digunakan untuk membuat minuman fermentasi alkohol 5%, pertama kali menarik perhatian pada tanaman di Amerika. Biji kakao adalah mata uang umum di seluruh Mesoamerika sebelum penaklukan Spanyol.

Pohon kakao tumbuh di zona geografis terbatas, sekitar 20 ° di utara dan selatan Khatulistiwa. Hampir 70% dari panen dunia saat ini ditanam di Afrika Barat. Tanaman kakao pertama kali diberi nama botani oleh ilmuwan alami Swedia Carl Linnaeus dalam klasifikasi aslinya dari kerajaan tanaman, di mana ia menyebutnya kakao Theobroma “makanan para dewa”.

Kakao adalah komoditas penting di pra-Columbus Mesoamerika. Seorang prajurit Spanyol yang merupakan bagian dari penaklukan Meksiko oleh Hernán Cortés menceritakan bahwa ketika Moctezuma II, kaisar suku Aztec, makan, ia tidak mengambil minuman selain cokelat, disajikan dalam piala emas.

Dibumbui dengan vanila atau rempah – rempah lainnya, cokelatnya dikocok menjadi buih yang larut di mulut. Tidak kurang dari 60 porsi setiap hari dilaporkan mungkin dikonsumsi oleh Moctezuma II, dan 2.000 lainnya oleh para bangsawan di istananya.

Cokelat diperkenalkan ke Eropa oleh orang-orang Spanyol, dan menjadi minuman yang populer pada pertengahan abad ke-17. Orang Spanyol juga memperkenalkan pohon kakao ke Hindia Barat dan Filipina. Itu juga diperkenalkan ke seluruh Asia dan ke Afrika Barat oleh orang Eropa. Di Gold Coast, Ghana modern, kakao diperkenalkan oleh seorang warga Ghana, Tetteh Quarshie.